Bisnis Gerobakan yang Sekarang Menjadi Franchise Dengan Omzet 8 Miliar per Bulan

2023-01-04
Bisnis dengan modal kecil yang memiliki peluang besar dan beromzet 8 miliar per bulan, simak kisah inspiratif nya dan pelajaran apa saja yang dapat Anda ambil
Sudah menjadi hal yang lazim di Indonesia untuk menemukan masakan berbahan dasar cabai karena banyaknya pecinta masakan pedas di Indonesia. Salah satu hidangan murah dengan cita rasa pedas Adalah Ayam Gepuk Pak Gembus. Franchise ayam dengan sambal bawang khas ini telah melalui berbagai tantangan sampai akhirnya namanya bisa dikenal luas di seluruh penjuru Indonesia. Kali ini Yummy Advisor akan membagikan kisah perjalanan Ayam Gepuk Pak Gembus mulai dari awal sampai sekarang tentu dengan berbagai pelajaran yang dapat kalian ambil juga, yuk disimak artikelnya

Dibalik Terciptanya Ayam Gepuk Pak Gembus

Gambar 1: Foto Ridho Nurul Adityawan
Sebelum akhirnya menjadi seorang franchisor, Ridho Nurul Adityawan atau yang akrab dipanggil Pak Gembus, pemilik Ayam Gepuk Pak Gembus pernah bekerja sebagai karyawan di berbagai perusahaan. Ridho pernah bekerja sebagai staf di sebuah perusahaan batu bara di Kalimantan selama 8 bulan, staf administrator di PT Wilmar yang berada di Sambas selama 1,2 tahun dan sebagai Customer Service Inbound di MNC (Indovision) selama 1,5 tahun. Saat itu upah yang diperolehnya tidak seberapa, kurang lebih 2,8 juta per bulannya. Namun dari upah yang diperolehnya itu, Ridho selalu menyisihkan beberapa uangnya untuk ditabung.
Merasa pemasukan yang Ridho terima tidak sebanding dengan pengeluarannya, Ridho memutuskan untuk membuka usaha tempat makan nya sendiri. Hanya bermodalkan 19 juta dari hasil tabungannya dengan harapan dapat meningkatkan pemasukan bulanannya.
Berawal dari kesukaannya terhadap masakan pedas, terutama sambal bawang yang ternyata cukup sulit ditemukan di Jakarta. Melalui hal itu, Ridho menemukan peluang bisnis bermodalkan resep sambal bawang miliknya dan akhirnya Ridho memutuskan untuk menjual hidangan ayam yang dilengkapi dengan sambal bawang. Nama Ayam Gepuk Pak Gembus pun terinspirasi ayam yang digepuk/digeprek hingga pipih dan panggilan masa kecil Ridho yang akrab dipanggil Gembus oleh teman-temannya.
Ayam Gepuk Pak Gembus pertama kali didirikan di Jalan Pesanggrahan, Jakarta Barat, pada 12 Oktober 2013 dengan hanya bermodalkan gerobak kaki lima dan tenda berukuran 3x3. Karena bisnisnya yang masih kecil, Ridho sendiri yang menjalankan semua operasional bisnisnya, mulai dari melayani pelanggan, memasak, hingga membersihkan meja.
Seiring berkembangnya Ayam Gepuk Pak Gembus, salah satu pelanggan Ayam Gepuk Pak Gembus, Dani, menawarkan untuk membeli franchise Ayam Gepuk Pak Gembus. Pada saat itu Ridho tidak mengerti apapun mengenai bisnis franchise (Klik tautan ini untuk membaca: Mana yang Lebih Untung, Membeli Franchise atau Memulai Usaha Sendiri?). Setelah belajar mengenai bisnis franchise, akhirnya Ridho menghubungi kembali Dani. Setelah membayar 14 juta untuk membeli lisensi bisnis, Ayam Gepuk Pak Gembus langsung membuka dua cabang baru di Mangga Besar dan Kebon Sirih.
Gambar 2: Spanduk Ayam Gepuk Pak Gembus
Hingga saat ini sudah ada lebih dari 700 cabang tersebar di seluruh Indonesia dan ada juga yang di Malaysia. Harga franchise Ayam Gepuk Pak Gembus pun sekarang dibandrol dengan harga 35-40 juta.
Karena semakin banyaknya cabang Ayam Gepuk Pak Gembus, pada tahun 2015, Ridho mendirikan PT Yellow Food Indonesia sebagai perusahaan yang menaungi semua cabang Ayam Gepuk Pak Gembus dan Mie Santet, salah satu bisnis milik Ridho. Standarisasi produk pun terus dilakukan oleh Ridho agar kualitas hidangannya tidak berbeda-beda di setiap cabangnya.

Pelajaran Yang Dapat Diambil Dari Ayam Gepuk Pak Gembus

Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari Ridho. Selain kegigihannya dalam berbisnis, masih banyak aspek lain yang dapat kita pelajari, seperti:

1. Bagaimana Rancangan Produk Ayam Gepuk Pak Gembus?

Kok bisa sih jualan ayam gepuk aja serame itu pelanggannya? Ternyata bukan ayam gepuknya yang menjadi sorotan utamanya, namun sambal bawang khas nya lah yang menjadi daya tarik pelanggannya. Ini semua bermula saat Ridho merasa sulit menemukan hidangan sambal bawang yang enak di Jakarta. Dengan banyaknya penikmat sambal bawang dan sedikitnya penjual sambal bawang, Ridho melihat hal ini menjadi peluang bisnis dengan membuat Ayam Gepuk Pak Gembus yang khas dengan sambal bawangnya.
Dari segi harga pun dapat dijangkau oleh semua kalangan, karena hidangan berbahan utama ayam biasanya relatif murah. Dari sini Ridho merancang target pasarnya, yaitu semua kalangan publik karena harga yang tawarkan relatif murah.

2. Mengapa Banyak Orang Yang Mau Membeli Franchise Ayam Gepuk Pak Gembus?

Tujuan utama orang membeli bisnis franchise pastinya adalah untuk memperoleh keuntungan. Tapi kenapa harus Ayam Gepuk Pak Gembus? Proyeksi bisnis Ayam Gepuk Pak Gembus bisa kita bilang memiliki pondasi yang kokoh dan pastinya akan bertahan lama. Hal, tersebut dapat kita lihat dari strategi AGPG yang fokus dalam mempertahankan kualitas produk baik dari segi rasa maupun penyajian. Tidak diperlukan pemasaran dengan biaya mahal untuk menarik pelanggan, pelanggan akan datang dengan sendirinya jika produk yang Anda jual merupakan produk yang disukai oleh target pelanggan Anda. Dari segi target pasar, AGPG memilih untuk menargetkan semua kalangan serta popularitasnya yang tak kunjung turun menjadi daya tarik para franchisee untuk membeli franchise Ayam Gepuk Pak Gembus.
Para franchisee Ayam Gepuk Pak Gembus pun akan dimudahkan oleh pihak franchisor, karena semua kebutuhan operasional dan bahan baku akan disediakan oleh pihak franchisor. Dengan menggunakan satu supplier bahan baku untuk semua cabang memang terbukti lebih baik dibandingkan setiap cabang harus membeli bahan bakunya sendiri. Selain cita rasa yang dikhawatirkan akan berbeda setiap cabangnya, review jelek dari pelanggan pun sulit untuk dihindari.

3. Bagaimana Cara Mereka Mempromosikan Franchisenya?

Ayam Gepuk Pak Gembus tidak menggunakan strategi promosi yang begitu rumit dan memakan banyak biaya seperti membayar influencer ataupun memanfaatkan iklan di sosial media, melainkan Ridho hanya mencantumkan nomor telepon nya di spanduk tokonya. Nomor telepon ini bukan untuk keperluan pemesanan, namun untuk keperluan memasarkan franchise, ditambah lagi dengan rancangan produk yang sudah matang dan pelanggan yang banyak menjadi daya tarik para franchisee untuk membeli franchise Ayam Gepuk Pak Gembus. Selain itu informasi mulut ke mulut dari pelanggannya juga menjadi salah satu cara promosi Ayam Gepuk Pak Gembus.

4. Bagaimana Online Selling Ayam Gepuk Pak Gembus

Sejak awal berdirinya Ayam Gepuk Pak Gembus, Ridho memang tidak memfokuskan untuk pelanggan makan di outletnya, karena tempatnya yang kecil dan hanya sedikit kapasitas pelanggannya. Dia lebih fokus membuat usaha untuk hidangannya di bawa pulang. Selain itu, seiring bermunculannya beberapa online delivery platform semakin mempermudah pelanggannya untuk memesan dari rumah.
Konsep franchise Ayam Gepuk Pak Gembus pun bukanlah toko atau restoran untuk makan di tempat, karena tempat yang cukup minimalis. Selain itu, jika Ridho memfokuskan bisnisnya agar pelanggan makan di tempat dengan tempat jualan yang relatif kecil, maka pembelinya tidak akan sebanyak sekarang karena kapasitas tempat yang kecil sehingga pelanggan harus saling tunggu menunggu untuk mendapatkan tempat duduk. Jika memanfaatkan online delivery, pesanan dapat masuk kapanpun tanpa harus menunggu adanya meja kosong untuk ditempati.

5. Proses Ayam Gepuk Pak Gembus Melewati Pandemi

Banyak usaha yang tidak mampu bertahan selama pandemi. Berbeda dengan Ayam Gepuk Pak Gembus, karena memang sejak awal mereka tidak fokus agar pelanggan makan di tempatnya, sehingga ketika pandemi Ayam Gepuk Pak Gembus dapat bertahan dengan memanfaatkan online delivery bahkan meningkatkan traffic online delivery nya.