Pengertian Franchise Berikut dengan Contoh Skema dan Tipsnya

#franchise artinya #franchising adalah #apa itu franchise #kisah sukses
2023-01-04
Istilah franchise sudah tidak asing lagi untuk kita dengar, namun apa sebenarnya arti dari franchise? Artikel ini akan menjelaskan dan menjabarkan secara lengkap mengenai franchise
Indonesia mempunyai penduduk yang karakternya cenderung konsumtif, fenomena tersebut menimbulkan adanya peluang untuk memenuhi berbagai kebutuhan hal yang akan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Maka dari itu, banyak orang yang berminat untuk menjadi wirausaha atau pebisnis dan hal tersebut didukung oleh banyak faktor lain. Namun pada umumnya faktor utama yang menjadi alasan untuk berwirausaha yaitu peluang dalam mendapatkan uang dan fleksibilitas jam kerja yang lebih tinggi. Ada berbagai skema untuk memulai atau menjalankan sebuah bisnis seperti, menjadi reseller, menjadi dropshipper, membeli franchise, menjual franchise, hingga membuat merek Anda sendiri.
Seringkali masyarakat indonesia tertarik dengan yang namanya franchise, karena dianggap lebih mudah untuk menjalankannya. Maraknya skema bisnis franchise di indonesia, berhasil melahirkan banyak wirausaha baru di industrinya masing-masing. Industri makanan minuman dan industri retail FMCG (fast moving consumer goods) menjadi mayoritas industri yang skema bisnisnya franchise. Pada pembahasan kali ini, kita akan fokus untuk membahas lebih dalam dengan skema bisnis franchise
Beberapa pertanyaan ini akan membantu Anda untuk memahami franchise:
Apa pengertian dari franchise?
Apa saja istilah yang biasa digunakan dalam franchise?
Apa yang ditawarkan oleh skema bisnis franchise?
Apa saja jenis-jenis skema perjanjian pada bisnis franchise?
Apa yang harus diperhatikan sebelum membeli franchise?
Apa saja contoh bisnis franchise?
Lebih baik bisnis sendiri atau franchise?
Kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut melewati pembahasan berikut

1. Perngertian franchise

Kata franchise berasal dari bahasa prancis yang mempunyai arti bebas. Pada awalnya franchise digunakan untuk hak istimewa yang diberikan kepada raja, gereja ataupun pemerint setempat yang menjaga ketertiban. Lalu konsep franchise pada tahun 1840 diterapkan di Jerman sebagai hak khusus untuk menjual makanan minuman dan si Amerika konsep franchise pada tahun 1951 dikenal sebagai cara yang efektif untuk mengembangkan distribusi produk barang dan jasa. Salah satu perusahaan amerika yang sukses mengadopsi konsep franchise adalah merek mobil ford yang digunakan untuk dealer mereka. Disusul dengan McDonald’s sebagai pelaku yang sukses dalam industri makanan minuman.
Di Indonesia kata franchise diartikan sebagai waralaba yang berarti bisnis dengan keuntungan lebih atau istimewa. Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) menjadi lembaga yang pertama kali memperkenalkan konsep bisnis waralaba di Indonesia. Pertamina menjadi perusahaan pertama yang melakukan penjualan semacam franchise melalui Stasiun Pompa Bensin Umum (SPBU). Lalu disusul perusahaan Jamu Nyonya Meneer yang mulai menjual lisensi penjualan jamunya pada pengusaha obat tradisional.
Franchise dari negara lain sukses masuk ke Indonesia dengan menjual lisensinya pada pengusaha lokal, seperti perusahaan Kentucky Fried Chicken (KFC), Coca-Cola, Dunkin Donat, dan perusahaan lainnya. Perkembangan bisnis dengan konsep franchise di industri makanan minuman, mulai merambat dari kota-kota besar hingga ke kota kecil. Selain dianggap lebih menguntungkan, konsep franchise memberikan daya saing yang kuat terhadap perusahaan lainnya. Melihat hal ini, pemerintah Indonesia ikut mengembangkan franchise guna menciptakan wirausaha dengan menjual dan memanfaatkan lisensi.
Melalui konsep franchise, kegiatan usaha di Indonesia berkembang dengan membayarkan sejumlah royalti penggunaan merek dagang/jasa berdasarkan lisensi franchise yang telah disepakati.

2. Istilah yang biasa digunakan oleh franchise

Franchisor adalah istilah bagi suatu badan usaha atau perorangan yang memiliki hak dari sebuah bisnis atau usaha tersebut. Franchisor dapat memberikan hak dagang terhadap pihak lain untuk menggunakan dan memanfaatkan semua materi-materi yang melekat pada brand atau merek tersebut. Singkatnya, franchisor adalah pihak yang menjual hak merek dagang tersebut.
Franchisee adalah istilah bagi suatu badan usaha atau perorangan yang diberikan hak oleh pemilik merek dagang atau usaha tersebut. Franchisee mempunyai hak untuk menggunakan segala materi-materi atas merek dagang yang sudah diberikan oleh pemilik merek tersebut. Singkatnya, franchisee adalah pihak yang membeli hak dagang dari merek tersebut.
Franchise Fee adalah biaya awal yang sudah disepakati dan harus dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor. Biaya tersebut dibayarkan untuk membeli lisensi dagang atau untuk hak dagang terhadap merek tersebut.
Royalty Fee adalah biaya yang harus dibayarkan oleh franchisee saat bisnis mulai berjalan. Setiap kesepakatan, mempunyai skema biaya yang berbeda-beda

3. Nilai yang ditawarkan oleh skema franchise

Pada umumnya, bisnis dengan skema franchise menawarkan kepraktisan. Bagi orang yang ingin membeli franchise akan dengan mudah untuk mempersiapkan segala kebutuhan bisnisnya. Citra merek yang sudah terkenal di masyarakat dan produk yang terbukti diterima oleh masyarakat, menjadi nilai jual utama bagi franchisor. Segmen pasar yang sudah jelas, pemasok, variasi produk, konsep operasional yang sudah tertata, menjadi nilai jual tambahan untuk menarik para calon pembeli lisensi bisnis.

4. Jenis skema perjanjian dan biaya-biaya pada franchise

Setiap bisnis yang menjual lisensinya, mempunyai perjanjian dan skema biaya yang berbeda beda. Namun pada umumnya ada beberapa skema yang biasa digunakan di indonesia.
Franchise Fee: Biaya ini untuk membeli lisensi dagang dari suatu bisnis. Biasanya biaya ini memiliki tenggat waktu penggunaan hak dagang seperti, harga 50juta dan berlaku untuk 3 tahun untuk pemakaian merek dagang. Bisa juga tidak ada biaya franchise fee namun ada perjanjian untuk bagi hasil 50;50
Loyalty Fee: Biaya ini adalah biaya yang terus berjalan. Royalty fee biasanya dibayarkan perbulan dengan skema persentase atau jumlah tetap. Misalkan ketentuannya adalah 5% dari total keuntungan sebelum pajak dibayarkan kepada franchisor setiap bulannya, namun ketentuan persentase ini bisa bersifat regresif, semakin besar keuntungan semakin kecil persentase yang harus dibayarkan. Royalty fee bisa juga dihitung dari persentase nilai penjualan kotor. Jika royalty fee bersifat jumlah tetap lebih mudah menghitungnya, contohnya biaya royalty fee sebesar 1 juta setiap bulannya.
Manajemen Fee: Biaya ini ditujukan untuk biaya jasa manajemen yang sudah dilakukan oleh pihak franchisor untuk membantu mengelola oprasional semua cabang atau semua toko milik pemegang hak lisensinya. Skema pembayarannya fleksibel dan kurang lebih sama seperti royalty fee
Marketing Fee: Biaya ini ditujukan untuk biaya jasa pemasaran yang sudah dilakukan oleh pihak franchisor untuk mempromosikan semua cabang atau semua toko milik pemegang hak lisensinya. Skema pembayarannya fleksibel dan kurang lebih sama seperti royalty fee
Biaya bahan baku: Biasanya biaya ini sudah termasuk saat franchisee ingin membeli lisensi. Biaya ini ditujukan untuk biaya bahan baku yang akan diberikan oleh franchisor dengan kuantitas tertentu. Biaya bahan baku biasanya ada paket-paketnya sesuai yang ditentukan franchisor.
Biaya Hardware: Setiap pemilik lisensi pasti mempunyai standarisasi untuk penggunaan perangkat keras yang bertujuan menciptakan kualitas produk yang sesuai. Sebagai contoh dalam bisnis kafe, franchisor pasti menjual juga mesin kopi, grinder, dan alat ukur kepada franchisee. Biaya harware ini sudah dipaketkan sesuai kebutuhan perangkat yang akan digunakan.
Biaya lain-lain: Biaya lain yang harus dibayarkan oleh franchisee adalha biayaseperti untuk sewa tempat, reovasi tempat dan interior. Franchisor juga akan terlibat ketika akan menentukan lapak yang akan di gunakan dan franchisor juga pasti mempunyai standar untuk design eksterior dan interior toko.

5. Hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli franchise

Kita dapat melihat sendiri di Indonesia, ada banyak sekali orang yang berhasil menjadi wirausaha ketika membeli franchise. Bahkan tidak sedikit yang membeli lisensi lbih dari satu dan membuka tokonya di beberapa titik lokasi. Namun tidak dapat di pungkiri ada juga beberapa yang sudah membeli lisensi dan berakhir bangkrut karena penjualan tidak sesuai ekpektasi bahakan tidak mencukupi untuk membayar biaya operasional yang berjalan seperti listrik, air, sewa tempat dan karyawan. Maka dari itu beberapa hal ini perlu dipertimbangkan sebelum membeli franchise.
Unique Selling Point
Unique selling point bisa juga diartikan sebagai nilai unik yang menjadi daya jual dalam suatu merek. Sebelum memutuskan membeli lisensi suatu bisnis, ada baiknya Anda mempertimbakan apa nilai unik yang ditawarkan oleh brand tersebut. Sebagai contoh ketika Anda ingin franchise suatu restoran, apakah yang ditawarkan adalah rasa makannya yang enak, suasana restoran nyaman, pelayanan yang unik atau harga yang murah. Ketika Anda sudah mengetahuinya, Anda harus memprediksi seberapa relevan nilai jual tersebut terhadap minat konsumen yang ada. Apakah akan berlangsung lama? Atau tidak
Track Record
Melihat track record atau reputasi dari sebuah bisnis, merupakan hal yang paling mudah untuk dijadikan acuan menghitung peluang keberhasilan. Seberapa sering merek itu melakukan inovasi, apa saja yang promosi yang mereka lakukan, dan Anda sebagai calon pembeli lisensi berhak untuk melihat riwayat penjualan mereka beberapa bulan kebelakang. Mintalah data yang ditampilkan langsung dari sistem kasir mereka untuk menghindari manipulasi data
Trend
Anda harus sadar dan mengetahui trend yang sedang ada. Dengan mengetahuinya, Anda dapat dengan mudah untuk memprediksi peluang keberhasilan Anda. Misalnya pada awal tahun 2020 Anda melihat trend bisnis minuman boba akan naik secara pesat, Anda bisa membeli lisensi merek-merek yang menjual minuman boba dan akan memperoleh peluang besar yang ditimbulkan oleh tren yang akan berkembang. Namun jika Anda ingin membeli lisensi minuman boba pada akhir tahun 2022, Anda sudah melewati trendnya dan kecil kemungkinan Anda bisa mempunyai peluang yang sama ketika membeli lisensi pada awal tahun 2020.
Lokasi
Lokasi merupakan hal yang paling penting ketika Anda ingin menjadi franchisee. Jika dilihat secara garis besar, Anda sebagai franchisee berguna untuk mendistribusikan produk di lokasi yang berbeda dari pemilik lisensi. Jika Anda dapat memilih lokasi yang strategis, maka besar peluang Anda untuk meraih pelanggan dengan mudah.
Biaya
Selain menghitung berapa besar biaya yang harus dikeluarkan, Anda juga harus mempertimbangkan perbandingan biaya dengan proyeksi pendapatan. Sebagai contoh Anda membeli lisensi merek A dengan total biaya awal 200 juta dan diproyeksikan akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 3 juta perbulannya. Anda juga memiliki pilihan untuk membeli lisensi dari produk B dengan biaya awal sekitar 75 juta dan diproyeksikan akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 2 juta perbulannya. Namun semua perhitungan di atas, Anda juga perlu mempertimbangkan seberapa lama produk tersebut relevan berada di pasar. Selanjutnya Anda juga harus memertimbangkan biaya seperti royalty fee, management fee, marketing fee dan lainnya. Mempertimbangkan biaya berjalan tersebut sebaiknya selaras dengan proyeksi penjualan yang sudah Anda hitung.

6. Contoh franchise di Indonesia

Makanan Minuman: Janji Jiwa, Xiboba, McDonald, Ayam Geprek Pak Gembus
Retail: Indomaret, Alfamart, SPBU pertamina
Service: Master Snow Car Wash, Lanang Barbershop, Laundry SuperWash

7. Kesimpulan

Setiap skema bisnis pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dapat disimpulkan, ketika Anda membeli franchise, pastikan Anda sudah mempertimbangkan beberapa hal penting di atas. Pilihlah franchisor yang sudah memiliki kredibilitas bagus, mempunyai manajemen yang baik dan mempunyai support yang kuat. Untuk meminimalisir dampak kegagalan, mulailah membeli lisensi dengan harga yang murah dan berkualitas.
Namun jika Anda adalah orang yang kreatif, paham mengenai manajemen bisnis, mempunyai banyak waktu dan peka terhadap peluang, mungkin Anda lebih baik meembangun bisnis sendiri. Karena ketika Anda membeli franchise, Anda tidak dapat membuat inovasi sendiri dari hasil kemampuan Anda menganalisis pasar.
Baca nanti