Perkembangan Pesat Industri Restoran dan Rumah Makan, dan Tips Agar Bisnis Anda Mampu Bertahan

#cara menambah penghasilan#bisnis katering#FnB
2023-01-04
perkembangan bisnis restoran dan rumah makan di Indonesia semakin meningkat pesat semenjak pandemi COVID 19 sudah mulai mereda, persaingan di dunia F&B tidaklah mudah seperti yang mungkin Anda kira. berikut kami berikan cara bagaimana Anda dapat kuat bersaing di dunia F&B.
Di tahun 2022 ini, perkembangan bisnis pada sektor industri restoran dan rumah makan semakin berkembang seiring dengan memulihnya pandemi COVID-19. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengatakan bahwa di tahun 2022 ini terdapat kenaikan sebesar 3,68% pada segi pertumbuhan sektor industri restoran dan rumah makan, angka ini meningkat dari dari 2021 lalu yang hanya sebesar 2,95%. Selain itu, tingkat ekspor makanan dan minuman di Indonesia juga mengalami peningkatan sebesar 9%, di mana pada tahun 2022 ini ekspor makanan dan minuman mampu memperoleh sebesar USD 21,3 miliar, dan di periode yang sama pada 2021 hanya sebesar USD 19,5 miliar.
Kenaikan pada sektor industri restoran dan rumah makan ini disebabkan karena seiring pemulihannya masa pandemi COVID-19 dan beralih ke new normal. Pada era new normal ini juga semakin banyak inovasi teknologi yang hadir dan sangat membantu para pengusaha restoran, baik dari segi operasional maupun efisiensi restoran. Dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 18,63% restoran dan rumah makan di Indonesia sudah menggunakan layanan digital, mereka menggunakan sistem barcode untuk melakukan pemesanan dan hal ini ternyata mempermudah pelaku bisnis restoran untuk lebih mengefisienkan operasional di restorannya.
Seiring dengan semakin banyaknya restoran dan rumah makan baru yang bermunculan, pembukaan lapangan pekerjaan pun ikut meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, terdapat pertambahan sebesar 1,1 juta lapangan kerja pada sektor industri restoran dan rumah makan.
Kenaikan jumlah restoran dan rumah makan ini juga diiringi dengan banyaknya restoran maupun rumah makan yang gulung tikar. Menurut Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Sudrajat, banyak restoran yang gulung tikar karena adanya ekspansi pasar kuliner di Indonesia. Hal ini berarti walaupun perkembangannya pesat, namun Anda tetap harus memikirkan gimana caranya agar bisnis Anda dapat bertahan. Kali ini kami akan memberikan Anda tips bagaimana cara bertahan dalam industri restoran dan rumah makan.

Pahami Kompetitor Anda

Sebagai pelaku usaha, sangatlah penting bagi Anda mengetahui mengenai kompetitor Anda, karena semakin berkembangnya zaman, semakin bermunculan juga jenis-jenis restoran pada industri ini seperti, cloud kitchen, fast food, fine dining, dan sebagainya yang perkembangannya cukup pesat. Berikut kami bedah satu persatu jenis restoran ini:
1. Cloud Kitchen
Gambar 1: Ilustrasi cloud kitchen
Semakin bermunculannya teknologi-teknologi yang dapat membantu sistem operasional di restoran Anda, semakin berkembang pula restoran yang ada. Contohnya seperti cloud kitchen, dimana Anda dapat melakukan bisnis FnB tanpa memerlukan tempat yang luas. Konsep dari cloud kitchen sendiri adalah restoran hanya memiliki tempat pelanggan untuk memesan dan dapur saja tanpa adanya tempat untuk pelanggan menikmati hidangannya di restoran Anda, dengan kata lain Anda tidak menyediakan tempat untuk dine-in dan hanya melayani take away saja. Restoran dengan konsep cloud kitchen ini biasanya dilengkapi dengan pembelian online, sehingga mampu meraup pasar yang lebih luas dibandingkan dengan restoran pada umumnya. Pelanggan dari restoran ini pada umumnya adalah mereka yang tidak mau repot-repot keluar rumah untuk membeli makanan, karena mereka dapat memesan makanannya melalui layanan antar makanan online.
2. Fast Food
Gambar 2: Ilustrasi fast food
Jenis restoran yang kedua pastinya Anda sudah familiar. Yang membedakan restoran fast food dengan restoran lainnya yaitu menu yang ditawarkan. Pada restoran fast food, makanan yang ditawarkan tidak melalui proses masak yang lama dan rumit. Restoran ini juga pada umumnya tidak memerlukan juru masak yang handal. Contoh restoran ini mungkin seperti KFC atau McDonald. Pelanggan dari restoran tipe ini biasanya adalah orang-orang yang tidak mau menunggu terlalu lama untuk dapat menikmati pesanannya atau mereka yang lebih suka makanan simpel.
3. Restoran Keluarga
Gambar 3: Ilustrasi restoran keluarga
Berbeda dengan fast food, slow food memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyajikan hidangannya. Selain itu, diperlukannya juru masak yang cukup handal untuk membuat makanan di restoran ini. Contoh umum slow food yang terkenal di Indonesia mungkin seperti Solaria atau D’Cost. Biasanya hidangan pada restoran slow food memiliki cita rasa yang lebih kaya dibandingkan dengan restoran fast food, karena dalam proses memasaknya membutuhkan berbagai bumbu dapur sehingga menciptakan cita rasa yang kaya. Target pasar dari restoran slow food pada umumnya adalah keluarga.
4. Fine Dining
Gambar 4: Ilustrasi fine dining
Sama seperti slow food, fine dining menawarkan berbagai macam jenis makanan dengan cita rasa yang kaya. Namun juru masak pada restoran fine dining biasanya mereka yang lebih ahli dibandingkan dengan juru masak pada restoran slow food, karena hidangan yang disajikan di restoran ini biasanya hidangan-hidangan mewah dengan teknik plating sedemikian rupa agar hidangan terlihat lebih cantik. Pada umumnya tingkat kedatangan pelanggan di restoran ini cukup rendah, namun margin yang restoran ini pakai cukup tinggi, sehingga banyak yang dapat bertahan di era perkembangan dunia FnB ini.
5. Cafe
Gambar 5: Ilustrasi cafe
Pertumbuhan cafe di Indonesia adalah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis restoran dan rumah makan lainnya. Sempat mengalami penurunan pada tahun 2020-2021 karena adanya pandemi COVID-19, namun perlahan-lahan hidup kembali di tahun 2022. Umumnya, hidangan di cafe memiliki harga yang cukup terjangkau. Pelanggan dari jenis restoran ini juga sangat berbeda dengan jenis restoran yang lainnya. Biasanya pelanggan cafe adalah mereka yang ingin menikmati waktu di cafe tersebut, bukan hanya untuk makan dan minum, tapi juga untuk “nongkrong”.
Setiap jenis restoran yang sudah disebutkan sebelumnya, memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing serta target pasar yang berbeda. Sebagai pelaku usaha, pastinya Anda akan menentukan jenis restoran apa yang paling cocok untuk Anda jalankan. Setelah menentukan jenis restoran Anda, Anda harus memetakan jenis restoran apa yang akan menjadi kompetitor Anda. Dalam menentukan jenis restoran penting juga untuk Anda untuk menentukan target pasar seperti apa yang restoran Anda incar untuk menjadi pelanggan di restoran Anda.
Dari setiap jenis restoran yang sudah disebutkan diatas, setiap jenis restoran terbagi lagi menjadi 2 tipe usaha, yaitu franchise dan usaha sendiri:
6. Franchise
Usaha Franchise atau waralaba adalah tipe usaha dimana Anda dapat melakukan bisnis restoran tanpa harus membuat restoran tersebut dari nol. Tipe usaha ini memperbolehkan Anda berjualan menggunakan brand milik orang lain dengan cara membeli lisensi yang dijual oleh pihak franchisor. Menjalankan usaha franchise pada umumnya tidak terlalu sulit karena nama brand yang sudah dikenal oleh publik sehingga Anda tidak perlu melakukan berbagai macam promosi lagi untuk memperkenalkan brand yang Anda jual.
7. Usaha Sendiri
Tipe usaha ini berarti Anda membangun brand Anda dari nol, mulai dari memberi nama, analisis pasar, membuat logo, dan sebagainya. Anda memerlukan ekstra tenaga dan biaya agar brand Anda dikenal oleh publik. Kelebihan dari tipe usaha ini adalah disaat brand Anda sudah dikenal luas oleh publik, Anda dapat mulai menjual lisensi brand Anda dan menjadi seorang franchisor.

Cara Bertahan Di Era Pertumbuhan Pesat Industri Restoran dan Rumah Makan

Kunci utama agar usaha Anda dapat bertahan di era pertumbuhan restoran yang pesat ini dengan cara Anda memberikan Unique Selling Point (USP). Apa itu USP? Mudahnya USP adalah ciri khas yang membedakan Anda dengan kompetitor Anda. USP terbukti mampu menjadi daya tarik bagi pelanggan Anda. USP dapat berupa inovasi menu, dekorasi, layanan, maupun fasilitas yang ditawarkan.
Jika Anda adalah pengusaha franchise, mungkin Anda tidak merasa sulit untuk menjual brand Anda. Namun, seiring berjalannya waktu, publik akan mulai bosan dengan apa yang Anda tawarkan karena semakin banyaknya kompetitor yang menawarkan hidangan seperti franchise Anda. Melakukan berbagai inovasi sangat diperlukan untuk mendapatkan kembali atensi publik terhadap franchise Anda. Hal ini berlaku juga bagi Anda yang melakukan usaha milik sendiri. Jika apa yang Anda tawarkan sama saja dengan kompetitor Anda tawarkan, maka Anda akan kesulitan mendapatkan pelanggan baru. Selain itu, Anda juga dapat merombak menu Anda, hilangkan menu yang kurang laku di pasar dan gantikan dengan inovasi menu baru yang lebih segar di mata publik. Karena salah satu kunci utama dari suatu bisnis dapat bertahan adalah tata kelola internal, bisa dari evaluasi produk atau evaluasi layanan dan sebagainya.
Dampak lain dari perkembangan pasar bisnis restoran dan rumah makan adalahnya permintaan bahan baku yang tinggi. Selain menjadi pengusaha restoran atau rumah makan, Anda juga bisa memanfaatkan dampak ini dengan menjadi supplier atau pemasok bahan baku juga. Semakin banyaknya restoran dan rumah makan bermunculan, makan akan semakin banyak juga kebutuhan bahan baku untuk digunakan di restoran. Dengan menjadi seorang pemasok juga, tentu Anda akan mendapatkan pemasukan tambahan. Selain dari bisnis restoran atau rumah makan Anda, Anda juga mendapatkan pemasukan dari restoran atau rumah makan yang membeli bahan baku dari Anda.